Teori Komunikasi Fais RN

 1. Teori Agenda Setting


Tokoh Utama: Maxwell McCombs & Donald Shaw (1972)

Konsep Utama: Media tidak menentukan apa yang harus dipikirkan, tetapi menentukan “apa” yang harus dipikirkan oleh publik.


Penjelasan:

Teori ini menjelaskan bahwa media memiliki kekuatan dalam mengarahkan perhatian publik terhadap topik-topik tertentu. Semakin sering sebuah isu muncul di media, semakin besar kemungkinan masyarakat menganggapnya sebagai isu yang signifikan.  Penelitian awal teori ini dilakukan saat pemilu presiden AS tahun 1968, yang menunjukkan korelasi antara topik yang sering diberitakan media dan isu yang dianggap penting oleh pemilih.


Kekuatan:


Menjelaskan peran besar media dalam membentuk opini publik.

Relevan dengan kondisi media saat ini, termasuk media sosial.


Kritik:


Terlalu fokus pada media tradisional.

Tidak mempertimbangkan peran aktif audiens dalam menafsirkan pesan media.




2. Teori Interaksionisme Simbolik


Tokoh Sentral: George Herbert Mead, dengan kontribusi penting dari Herbert Blumer yang kemudian mengembangkan gagasan-gagasan awalnya.


Gagasan Inti: Makna tidak muncul begitu saja, tetapi dibangun melalui proses interaksi sosial, di mana individu menggunakan simbol-simbol untuk memahami realitas.


Penjelasan Teori:

Teori ini memandang komunikasi sebagai suatu proses simbolik, di mana makna tidak bersifat tetap, melainkan terus dibentuk dan dinegosiasikan melalui interaksi antarindividu.


Kekuatan:

Menekankan peran individu dan proses makna dalam komunikasi.


Teori ini menjadi fondasi bagi berbagai pendekatan kualitatif dalam studi komunikasi.


Kritik:

Kurang mampu menjelaskan struktur sosial makro.

Cenderung subjektif dan sulit diuji secara empiris.




3. Teori Spiral Keheningan (Spiral of Silence)


Tokoh Utama:Elisabeth Noelle-Neumann (1974)

Konsep Utama: Individu cenderung diam jika mereka merasa pendapatnya bertentangan dengan mayoritas, karena takut dikucilkan.


Penjelasan:

Teori ini menyatakan bahwa opini publik terbentuk dari dinamika tekanan sosial. Jika seseorang merasa opininya minoritas dan bertentangan dengan arus utama, maka ia lebih cenderung diam. Media memperkuat spiral ini dengan lebih sering menampilkan pendapat mayoritas, sehingga memperbesar kesan bahwa pendapat lain adalah minoritas.


Kekuatan:


Menjelaskan mengapa opini minoritas sering tidak terdengar.

Menekankan pengaruh sosial dalam komunikasi publik.


Kritik:


Mengasumsikan bahwa individu pasif dan takut mengungkapkan opini.

Tidak banyak membahas bagaimana media alternatif dan komunitas kontra arus dapat memengaruhi dinamika opini publik.



Kesimpulan Review


Ketiga teori ini menawarkan perspektif yang berbeda dalam memahami komunikasi:


Agenda Setting fokus pada kekuatan media dalam membentuk isu publik.


Interaksionisme Simbolik memandang komunikasi sebagai produk dari hubungan sosial yang penuh makna antara orang-orang.


Spiral Keheningan mengungkap dinamika diam dan suara dalam arena opini publik.


Masing-masing teori memiliki kontribusi signifikan dalam studi komunikasi, namun juga memiliki keterbatasan yang penting untuk dipahami dalam konteks aplikatif masa kini, seperti media sosial dan budaya digital.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori komunikasi

Review 3 Teori Komunikasi