Postingan

Review 3 Teori Komunikasi

 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal adalah proses kita berbicara dengan diri sendiri. Ini bisa berupa pikiran, refleksi, atau dialog batin yang sering kali terjadi tanpa kita sadari. Misalnya, saat kamu memikirkan keputusan yang harus diambil, atau ketika kamu menyemangati diri sendiri sebelum presentasi. Sederhananya: ini semacam obrolan dalam hati. Kita jadi pendengar sekaligus pembicara. Contoh: “Aku yakin bisa ngerjain ini.” “Kayaknya tadi aku salah ngomong deh…” Komunikasi ini penting karena membentuk cara kita melihat diri sendiri dan dunia sekitar. Kalau kita sering berpikir positif, biasanya tindakan kita juga akan mencerminkan hal itu. 2. Komunikasi Interpersonal Kalau yang ini, terjadi antara dua orang atau lebih. Bisa dalam bentuk percakapan langsung, chat, email, atau bahkan bahasa tubuh. Fokusnya adalah saling menyampaikan pesan dan membangun hubungan. Contohnya: ngobrol sama teman, diskusi bareng rekan kerja, atau ngobrol ringan sama barista di coffe...

Teori Komunikasi Fais RN

 1. Teori Agenda Setting Tokoh Utama: Maxwell McCombs & Donald Shaw (1972) Konsep Utama: Media tidak menentukan apa yang harus dipikirkan, tetapi menentukan “apa” yang harus dipikirkan oleh publik. Penjelasan: Teori ini menjelaskan bahwa media memiliki kekuatan dalam mengarahkan perhatian publik terhadap topik-topik tertentu. Semakin sering sebuah isu muncul di media, semakin besar kemungkinan masyarakat menganggapnya sebagai isu yang signifikan.  Penelitian awal teori ini dilakukan saat pemilu presiden AS tahun 1968, yang menunjukkan korelasi antara topik yang sering diberitakan media dan isu yang dianggap penting oleh pemilih. Kekuatan: Menjelaskan peran besar media dalam membentuk opini publik. Relevan dengan kondisi media saat ini, termasuk media sosial. Kritik: Terlalu fokus pada media tradisional. Tidak mempertimbangkan peran aktif audiens dalam menafsirkan pesan media. 2. Teori Interaksionisme Simbolik Tokoh Sentral: George Herbert Mead, dengan kontribusi penting da...

Teori komunikasi

  1. Teori Jarum Hipodermik (Bullet Theory/Hypodermic Needle Theory):    Teori ini, yang populer pada awal abad ke-20, menganggap audiens sebagai massa yang pasif dan homogen. Pesan komunikasi, seperti jarum suntik, disuntikkan langsung ke dalam pikiran audiens dan diterima secara langsung tanpa filter. Efeknya dianggap langsung, kuat, dan seragam pada semua anggota audiens. Teori ini sederhana dan mudah dipahami, namun terlalu mempersempit kompleksitas proses komunikasi. Ia mengabaikan faktor-faktor individu seperti pengalaman, nilai, dan kepercayaan yang mempengaruhi interpretasi pesan. Kritik utama adalah asumsinya yang naif tentang kepasifan audiens dan efek yang seragam. Meskipun sudah usang, teori ini masih relevan sebagai titik awal dalam memahami efek media massa, khususnya dalam konteks propaganda atau pesan yang dirancang untuk mempengaruhi secara langsung.   2. Teori Uses and Gratifications: Berbeda dengan Teori Jarum Hipodermik, Teori Uses and Gratificati...